Senin, 12 Oktober 2009

Sarana Budi Daya

Lokasi Budi Daya
Budi daya lobster air tawar memang mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Wilayah Indonesia yang beriklim tropis memiliki prospek yang sangat besar untuk budi daya lobster air tawar. Ada beberapa faktor utama yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meilih lokasi budi daya. fakto-faktor it adalah sarana dan pasarana budi daya, faktor kualitas air, serta faktor ekonomis.

Wadah Pemeliharaan

a. Kolam Semen
Pembudidayaan lobster berskala besar sebaiknya menggunakan wadah berupa kolam yang terbuat dari semen.dapat juga terbuat bak fibreglass, atau bak pelastik.Dinding-dinding kolam sebaiknya dibuat licin agar lobster tidak dapat merayap ke luar kolam.

b. Aquarium
Aquarium digunakan untuk wadah lobster yang berskala kecil, Aquarium harus dilengkapi dengan aerator untuk mempertahankan air aquarium tetap segar dan menjaga kandungan oksigen di dalam air tetap tinggi.

c. Kualitas Air
Kualitas dan sumber air yang tersedia harus menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi budi daya. Sumber air yang digunakan bisa ersal dari air tanah, Air PAM (Perusahaan Air Minum), dan air sungai.

Minggu, 11 Oktober 2009

Jenis - jenis Lobster Air Tawar

Hingga saat ini, beberapa jenis lobster sudah dibusidayakan di Indonesia, baik sebagai lobster konsumsi maupun lobster hias. jenis-jenis tersebut diantaranya lobster air tawar capit merah atau redclaw, Yabby, clarkii, dan lobster air tawar species Indonesia.

Lobster Capit Merah Atau Redclaw
Lobster air tawar capit merah merupakan salah satu species endemik dari kelompok udang yang pada awalnya hidup dihabita alam, seperti sungai, rawa, atau danau yang ada dikawasan Queensland Australia. Selain sebagai Lobster komsumsi, capit merah juga cocok digunakan sebagai lobster hias karena memiliki warna tubuh yang bagus dan ukuran yang besar. ciri-ciri lobster ini tubuh hijau kemerahan dengan warna dasar bagian atas capit berupa garis merah tajam, terutama pada induk jantan yang telah berumur 7 bulan. Selain itu, memiliki duri-duri kecil yang terletak dia atas seluruh permukaan capit.


Lobster Clarkii
Lobster ini tubuhnya di dominasi oleh warna merah. Badan dan sebagian punggung lobster ini berwarna coklat. karena itu, lobster ini sering disebut red crayfish. Bagian kepala dan cangkangnya berwarna coklat dengan totol-totol merah yang terlihat menonjol.Lobster ini yang paling jarang mengalami molting (Ganti Kulit) karena pertumbuhannya yang lambat dan ukuran tubuhnya relatif kecil.Lobster redclaw berasaldari daerah Amerika Utara.Lobster capit merah bersifatagresif, rakus teritorial sehingga menjadi ancaman bagi hewan lain yang dipelihara dalam satu wadah.

Lobster YabbY
Lobster air tawar Yabby berasal dari negara bagian Australia. Lobster ini merupakan jenis omnivora, walaupun memiliki kecenderungan menyukai tumbuhan.Kebiasaan lain dari lobster ini adalah kemampuannya membuat tempat perlindungan dengan menggali lubang didasar perairan. Ciri spesifik lobster yabby adalah capitnya hampir sama besar dengan ukuran tubuhnya. Sementara itu, tubuhnya sendiri tergolong kecil jika dibandingkan dengan lobster air tawar jenis lain.


Lobster Air Tawar Species Indonesia
Ada 12 species dan 1 subspecies lobster air tawar yang terdapat di perairan Papua.Biasanya ukuran tubuh Lobster Papua lebih besar daripada lobster dari perairan Australia. Tubuhnya didominasi oleh warna coklat gelap dengan capit yang berukuran relatif kecil.

Sistem Reproduksi


Di habitat aslinya, lobster mulai kawin setelah berumur 1 tahun. Perkawinan biasanya terjadi pada awal musim penghujan. Lobster akan mencari pasangan dalam bentuk kelompok pada malam hari. Setelah menemukan pasangan biasanya mereka akan melakukan percumbuan sebelum kawin. Setelah sekira 10 hari, telur yang sudah dibuahi oleh jantan akan tampak melekat dibagian bawah perut lobster betina. Telur-telur tersebut melekat sampai menetas setelah 1,5 bulan sejak dibuahi. Benih lobster yang baru menetas akan terus berada di perut induknya hingga 4 - 5 hari, baru kemudian terlepas dan hidup terpisah dengan induknya.

Pembenihan

Tahap pembenihan meliputi pemilihan induk, pemeliharaan induk, perkawinan induk, pemindahan induk yang sudah bertelur, penetasan telur, perawatan benih dan pemindahan benih kewadah pembesaran. Pemindahaan benih ke wadah pembesaran dilakukan ketika umur benih mencapai 1 - 1,5 bulan. Jika budi daya telah dilakukan beberapa putaran, pada umur ini sebenarnya sebagaian benih lobster air tawar juga dapat dijual sebagai benih bagi peternak lain.
Tujuan utama dari pembudidayaan Lobster Air Tawar adalah untuk memperbanyak lobster yang telah ada dengan memperhatikan 2 aspek. Aspek pertama adalah kuantitas, yakni menghasilkan lobster dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya. Aspek kedua adalah menghasilkan lobster yang berkualitas. Kualitas induk sangat mempengaruhi kualitas anakan yang akan dihasilkan.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Kebiasaan Makan Lobster Air Tawar

Dilihat dari kebiasaan makanan (food habit), hewan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut Rita Suryani (2005) lobster air tawar tergolong karnivora, yaitu pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan.

Lobster air tawar dapat memakan bahan hewani, seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah dan zooplankton. Sementara bahan nabati yang sangat disukai adalah tanaman air, sperti lumut, akar salada air dan tanaman air lainnya. Selain pakan alami segar, lobster juga menyukai pakan buatan, terutama pelet.

Lobster juga menyukai pakan lumut dan cacing, lobster juga suka dengan biji-bijian, ubi-ubian dan bangkai binatang. Sebelum memangsa makanan, lobster mendeteksi makanan itu dengan antena pada kepala, kemudian jika makanan itu sudah sesuai dengan keinginan, mangsa akan ditangkap dengan capitnya yang kuat dan kokoh. Setelah itu, mangsa diserahkan pada kaki jalan pertama, yang berfungsi sebagai tangan, dan siap dikonsumsi.

Karena pelet khusus lobster jarang, maka pelet lain juga bisa diberikan, tapi kandungan protein pakan tersebut harus berkisar antara 30 – 40 persen. Jenis pelet komersil untuk lobster air tawar adalah pelet untuk windu dan udang galah. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 3 persen/hari dari bobot tubuh.

Dilihat dari kebiasaan makan, ikan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu floating feeder, midle feeder dan bottom feeder. Ikan nila termasuk floating feeder, karena terbiasa makan di permukaan. Tambakan termasuk midle feeder, karena terbiasa makan di tengah perairan.

Sedangkan lobster air tawar termasuk bottom feeder, yaitu pemakan dasar. Selain bottom feeder, lobster juga fasif dalam mencari makan, dan lebih banyak dilakukan pada malam hari, atau dikenal dengan sebutan nocturnal animal. Karena sifat itu, maka pemberian pakan untuk lobster harus lebih banyak untuk malam hari.

Pergantian Kulit Lobster

Setiap mahluk hidup pasti tumbuh. Proses itu menghasilkan perubahan tubuh, yaitu bertambah besar dan bertambah berat. Bersamaan itu pula terjadinya perubahan struktur tubuh, terutama tubuh bagian luar. Ini terjadi pula pada lobster air tawar. Namun tubuh lobster tak berkulit melainkan terbungkus oleh cangkang tua yang keras, bila sudah lama.

Pada saat tubuh bertambah besar maka cangkang sudah tak cukup lagi untuk menutup bagian tubuh itu, sehingga cangkang itu harus dibuang, terkelupas dengan sendirinya, kemudian berganti dengan cangkang yang baru yang lebih muda, dan elastis. Ini hanya terjadi pada udang, dan proses ini disebut dengan istilah moulting.
Dalam siklus hidup lobster, pertumbuhan hanya terjadi di bagian tubuh saja, tidak terjadi dengan cangkangnya. Cangkang tidak akan muat ketika tubuh lobster semakin bertambah besar. Oleh sebab itu, lobster perlu membuang cangkangnya dan mengganti dengan cangkang yang baru. Karena pertumbuhan terus terjadi, maka moulting pun akan terus terjadi.

Selama hidupnya, lobster mengalami moulting hingga puluhan kali. Moulting mulai terjadi pada umur 2 -3 minggu. Frekwensi tertinggi terjadi sebelum loster dewasa, berumur 6 – 7 bulan, dibanding dengan lobster yang sudah dewasa. Lobster dewasa terutama induk jantan maupun betina akan moulting lagi setelah 2 – 3 kali melakukan perkawinan.



Dua hingga tiga jam sebelum moulting, lobster nampak gelisah, dan tidak mau makan. Keadaan ini menyebabkan kondisi tubuhnya menjadi lemah. Pada saat ini diperkirakan lobster mengeluarkan aroma yang merangsang lobster lain untuk makan. Karena salah satu sifat jelek dari hewan ini adalah kanibalisme.
Pergantian kulit pada lobster merupakan saat yang rawan. Tanda-tanda yang terlihat adalah lobster cenderung tidak aktif dan berdiam di tempat persembunyiannya. Selain itu pergerakannya lamban dan kulitnya nampak keruh. Setelah proses moulting terjadi, kulit lobster akan lembut. Untuk memulihkan kembali seperti keadaan semula perlu waktu 24 jam.
Proses terjadinya moulting ada empat tahapan yang terjadi dalam moulting : A. Proecdysis. Merupakan tahap persiapan moulting. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith diikuti dengan pembentukan kulit baru. B. Ecdysis. Merupakan tahap pelepasan diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutiler lobster dalam keadaan masih lembut. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh lobster. C. Mecedysis, merupakan tahap pemindahan mineral kalsium dari gastrolith ke kutikel baru sebagai bahan krangka luar. Lobster sudah akan mulai makan. Pembentukan jaringan disertai dengan peningkatan sintesis protein dan DNA. Jaringan sudah mulai mengganti air yang diserap pada fase sebelumnya. D. Intermolt, merupakan fase antar moulting. Kerangka dan pertumbuhan jaringan akan selesai serta mulai mengubah metabolisme untuk pemenuhan cadangan energi yang disimpan dalam hepatopancreas yang akan digunakan untuk proses moulting berikutnya, moulting berfungsi untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan. Selain itu moulting juga berperan dalam proses pematangan gonad, sehingga betina dapat memproduksi telur dan jantan dapat meproduksi sperma. Selanjutnya, keduanya menyatakan bahwa moulting juga berperan dalam menumbuhkan kembali organ yang cacat.

Selain pertumbuhan, pemicu moulting bisa juga akibat perubahan air. Perubahan air yang mendadak bisa menyebabkan lobster stress. Kondisi ini menjadikan terjadinya perubahan pada struktur daging dan cangkang, yang akhirnya dapat menyebabkan terpisahnya bagian cangkang dengan daging tersebut

Lobster Hias.

Lobster air tawar tidak saja bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi, tetapi dengan keunikan bentuknya dan dengan berbagai macam variasi warna memenuhi persyaratn untuk dijadikan sebagai ikan penghias aquarium.
Sebagai penghias aquarium tentunya harus dipilih yang warnanya terang dan mempunyai fisik yang sempurna (tidak ada cacat). Ukuran lobster air tawar bisa mencapai 25 – 30 cm. Semakin baik kualitasnya semakin tinggi harganya. Saat ini harga lobster air tawar untuk hias berkisar antara Rp. 100.000 s/d 150.000 perekornya. Dan keunggulan lobster air tawar sebagai ikan hias adalah umurnya yang panjang bisa mencapai puluhan tahun, dan mudahnya perawatan.

Pemanfaatan Lobster


Pemanfaatan Lobster.
1. Untuk Lobster Konsumsi.
Permintaan Lobster untuk konsumsi saat ini tinggi, sedangkan hasil produksi masih sangat terbatas. Hal ini membuat harga Lobster untuk konsumsi masih tinggi yaitu antara Rp. 125.000 s/d 150.000 / perkilonya.
Menurut beberapa konsumen lobster air tawar banyak digemari karena dagingnya yang padat, pejal, empuk dan rasanya cukup gurih. Tidak sedikit orang yang percaya bahwa daging lobster air tawar dapat meningkatkan vitalitas dan mempunyai kandungan kolesterol yang sangat rendah. Sehingga bisa dijadikan menu pengganti udang yang mempunyai kandungan kolesterol yang sangat tinggi.

Jumat, 09 Oktober 2009

Peluang Usaha Lobster Air Tawar

Hingga kini, belum banyak orang yang mengelutii usaha budi daya lobster air tawar.
Salah satu penyebabnya adalah belum banyak yang mengetahui keberadaan lobster air tawar.
Kebanyakan orang hanya mengetahui lobster air laut yang ditangkap oleh nelayan.
Ukuran dan bentuk lobster air tawar memang mirip dengan lobster air laut.
Perbedaannya, lobster air tawar dapat dibudi dayakan, sedangkan lobster air laut hingga kini belum berhasil dibudi dayakan.
Lobster air laut, yang ada dipasaran berasal dari tangkapan nelayan.
Sebenarnya permintaan pasar lobster air tawar di dalam negeri bisa dikatakan cukup tinggi.
Namun, hingga kini produksi domestik belum dapat memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Hal ini disebabkan memang belum banyak petani yang menggeluti budi daya lobster air tawar.


Petani yang sudah mencoba membudidayakannya masih terbatas dikota-kota besar, seperti Jakarta dan Jogjakarta.
Sementara itu, prospek pasar luar negeri masih sangat terbuka lebar.
Tidak sedikit negara di asia dan eropa yang mengimpor lobster air tawar untuk kebutuhan dalam negerinya.
Negara-negara seperti Australia, Cina, Jepang dan AS adalah negara penghasil lobster didunia.
Australi sebagai salah satu negara penghasil lobster air tawar, hanya mengekspor 35% hasil produksinya ke Singapura, Hongkong, Taiwan dan Korea.
Sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Lobster air tawar tidak membutuhkan perawatan secara intensif, budi dayanya juga relatif gampang jika dibandingkan dengan udang-udangan yang lain.
Teknik budidayanya cukup sederhana, sehingga bisa dilakukan oleh siap saja.
Dengan sedikit modal dan ditunjang niat dan kemauan, semua orang dapat melakukannya.
Lahan yang dibutuhkan juga tidak terlalu luas. Lobster air tawar dapat dibudidayakan di akuarium atau kolam ukuran kecil.
Tidak seperti udang windu atau galah yang membutuhkan lahan yang luas dan pengelolaan secara intensif.
Selain gampang dibudidayakan, kelebihan lobster air tawar adalah tidak muddah terserang penyakit, pemakan tumbuhan sekaligus hewan (omnivora), pertumbuhannya relatif cepat serta memiliki daya bertelur tinggi.
Lobster air tawar berumur 1 tahun bisa menghasilkan 200 s/d 500 telur dalam sekali kawin.

Padahal, dalam 1 tahun dapat kawin hingga 3 - 5 kali. Semakin bertambah umurnya, semakin bertambah pula jumlah telur yang dihasilkannya. Kemampuan menghasilkan telur tersebut akan menurun setelah melwati masa produktifnya, yakni setelah lobster tersebut berumur lebih dari 5 tahun
Dari pengalaman para peternak berapapun jumlah lobster air tawar yang dihasilkan oleh peternak pasti terserap dipasar. Bahkan masih banyak yang memesan dan antre untuk mendapatkannya
Saat ini yang masih menjadi kendala adalah untuk mendapatkan induk, karena masih harus didatangkan dari luar negeri dan dengan strain yang terbatas